Tulisan 8 bahasa indonesia
Seorang pedagang gorengan di Jakarta. Selama tiga hari melihat seorang bocah laki-laki lusuh berlalu –lalang dengan wajah sedih di depan gerobak dagangannya.dia tahu,anak itu mengiginkan sepotong dua potong gorengannya secara gratis.karena tidak berani minta,ia hanya memandang gorengan dari kejauhan.
Pada hari keempat,pedagang gorengan itu menyisakan sepotong buntut singkok goreng yang biasanya tidak dijual.di panggilnya bocah itu sambil mengacungkan –acungkan sepotong singkonng kecil itu .tak menunggu lama,si bocah langsung berlari menyambar singkong itu secara berucap,”terima kasih, Bang.” Matanya berbinar,tapi senyumnya terkembang.
Dua puluh empat tahun kemudian,tukang gorengan itu masi berjualan di tempat yang sama. Suatu hari mobil mewah berhenti di depan gerobaknya yang diparkir di tengah perkampungan kumuh.penumpangnya seorang pria muda bernampilan wah, menghampiri pedagangan gorengan itu. Ketika si pemuda perlente itu mendadak berucap,”Bang,ada buntut singkong?””kagak ada, Mas!Buntut singkok mah di buang.kenapa kagak beli yang lain aja?ada pisang sama singkong goreng,”ujar si pedagang itu
“saya kangen ama buntut singkongnya,Bang dulu,Abang kan pernah ngasih saya buntut singkok goreng,”jawab pemuda itu tersenyum.
“Dulu,ketika saya masih kecil,dan ayah saya baru saja wafat,tidak ada yang membiayai hidup saya.teman-teman mengejek karena saya tidak bisa jajan. Saya selalu berlalu-lalang di depan gerobang Abang ini,sampai Abang memanggil saya memberi sepotong buntut singkong goreng langsung saya sambar tuturnya.
Si pedagang gorengan terperangah.dia tidak mengira sepotong buntut singkong,yang biasanya dibuang,bisa membuat pemuda itu mendatanginya dengan keadaan yang benar-benar berbeda. Si pedagang ingat degan wajah yang 24 waktu silam.Abang tidak sekedar member saya buntut singkong, tapi juga kebahagiaan. Sehingga saya berjanji suatu saat akan membalas budi baik pedagang gorengan itu.”Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik abang.tapi,Saya ingin memberangkatkan Abang berhaji,semoga Abang bahagia,:ujar si pemuda.pedagang itu hampir-hampir tidak pecaya.Dua puluh empat tahun silam ia telah membahagiakan seorang anak yatim.Maka Allah pun membalas amal shalilhnya itu,sebab ayahnda semua anak yatim adalah Rasullah SaW.
Sumber : Buku islamic
Kamis, 07 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar