Minggu, 23 Mei 2010

Berkelana

hari ini, aku berkelana, berjalan tak tentu arah. aku melangkah kemanapun kakiku mau melangkah. gunung-gunung, sungai hutan, sawah dan perkampungan aku lewati.
ku lihat alam ciptaan Tuhan yang indah. ku ingat, dulu aku sangat suka melukis, meniru hasil karya tuhan yang sempurna. kegemaranku melukis membuatku salalu dapat lebih melihat alam dengan lebih indah dari biasanya. betapa dahsyatnya warna-warni yang diciptakan oleh sang Pencipta, suatu keajaiban yang hanya dpat diselami oleh para pelukis. tetapi sudah lama aku tidak lagi melukis. tak ada waktu. aku sibuk dengan pekerjaan-pekerjaanku, dengan logika kehidupan sampai hampir-hampir aku kehilangan perasaan. hampir saja, aku tak dapat menemukan warna keindahan dari alam, karena otakku sudah terlalu banyak berlogika dan melupakan keindahan.
aku terus berjalan. dari atas pegunungan, aku duduk menyendiri, memandang luasnya alam yang membentang, dan langit biru yang tak terjangkau oleh sentuhan. dan aku hanyalah makhluk kecil di sini, yang tak akan hidup seumur bintang.
di tengah-tengah pematang sawah, aku merenungi segalanya. padi-padi menghijau, belum berbuah. tetapi burung-burung beterbangan diatasnya. aku tak tahu, apakah mereka mencari makanan ataukah sekedar bermain-main.
walaupun padi-padi itu baru tumbuh, tetapi area pesawahan tersebut, bisa jadi sudah ada disitu sejak 500 tahun yang lalu. orang-orang terdahulu yang menjadi pemilik atau penggarap sawah ini, telah lama mati, diteruskan oleh anak turunnya dari generasi ke generasi. dan entahlah, berapa kali lagi aku akan dapat melihat orang membajak tanah di sawah tersebut, sampai akhirnya aku menyatu kembali dengan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar