hari ibu tercinta
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional
Dia memberimu makan dari buah hatinya, sedang tidak seorang pun bersedia memberi makan orang lain seperti itu. Dia menjaga keselamatanmu dengan pendengarannya, penglihatannya, tangannya, kakinya, rambutnya, kulitnya, dan seluruh organ tubuh lainnya. Dia sangat berbahagia melakukannya. Dia senang dan riang, tabah menanggung segala beban yang mengganggunya; rasa sakit, dan kerisauannya hingga saat dia, oleh kekuasaan takdir, dibebaskan dari dirimu yang membebaninya lalu mengeluarkanmu ke alam dunia. Dia tetap rela menjadikanmu kenyang ketika dia sendiri lapar; memberimu pakaian ketika dia telanjang; memberimu minuman ketika dia haus; menaungimu dalam keteduhan ketika dia kepanasan; membahagiakanmu ketika dia menderita serta menidurkanmu ketika ia berjaga.
Perutnya menjadi wadah penyimpanan bagimu, pangkuannya tempat yang aman untuk merangkummu, susuannya disediakannya untuk minumanmu dan dirinya sendiri bagai perisa penjaga keselamatanmu. Dia menahan panas dan dinginnya dunia bagimu demi memeliharamu. Maka, patutlah engkau berterima kasih padanya untuk semua itu. Engkau tak akan mampu menunjukkan rasa terima kasihmu kepadanya, kecuali jika dengan pertolongan Allah dan taufik-Nya.”. Pikiranku jadi melayang ketika aku menyaksikan bagaimana ibuku mengandung adikku dulu. Dimana karenanya urat-urat di kakinya membengkak. Dimana karenanya ia harus merangkak untuk menuju ke kamar mandi. Dimana karenanya mual dan muntah adalah rutinitasnya sehari-hari. Dimana karenanya tidur nyenyak adalah sebuah kemewahan yang jarang ia dapatkan setiap malamnya. Dan banyak lagi kesusahan yang ia tanggung dengan sepenuh ridha selama lebih sembilan bulan untuk kemudian ia mempertaruhkan hidupnya ketika melahirkan buah hatinya ke dunia yang fana ini, untuk ia peluk dan sayangi sepanjang hidupnya. Aku membayangkan seperti itulah kiranya sewaktu ibuku mengandung aku dulu.Ya Allah, curahkanlah sebesa-besar rahmat-Mu untuknya. Karena bagaimanapun aku takkan mampu untuk berterima kasih kepadanya
sumber : wikipedia.http://www.sasak.org
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional
Dia memberimu makan dari buah hatinya, sedang tidak seorang pun bersedia memberi makan orang lain seperti itu. Dia menjaga keselamatanmu dengan pendengarannya, penglihatannya, tangannya, kakinya, rambutnya, kulitnya, dan seluruh organ tubuh lainnya. Dia sangat berbahagia melakukannya. Dia senang dan riang, tabah menanggung segala beban yang mengganggunya; rasa sakit, dan kerisauannya hingga saat dia, oleh kekuasaan takdir, dibebaskan dari dirimu yang membebaninya lalu mengeluarkanmu ke alam dunia. Dia tetap rela menjadikanmu kenyang ketika dia sendiri lapar; memberimu pakaian ketika dia telanjang; memberimu minuman ketika dia haus; menaungimu dalam keteduhan ketika dia kepanasan; membahagiakanmu ketika dia menderita serta menidurkanmu ketika ia berjaga.
Perutnya menjadi wadah penyimpanan bagimu, pangkuannya tempat yang aman untuk merangkummu, susuannya disediakannya untuk minumanmu dan dirinya sendiri bagai perisa penjaga keselamatanmu. Dia menahan panas dan dinginnya dunia bagimu demi memeliharamu. Maka, patutlah engkau berterima kasih padanya untuk semua itu. Engkau tak akan mampu menunjukkan rasa terima kasihmu kepadanya, kecuali jika dengan pertolongan Allah dan taufik-Nya.”. Pikiranku jadi melayang ketika aku menyaksikan bagaimana ibuku mengandung adikku dulu. Dimana karenanya urat-urat di kakinya membengkak. Dimana karenanya ia harus merangkak untuk menuju ke kamar mandi. Dimana karenanya mual dan muntah adalah rutinitasnya sehari-hari. Dimana karenanya tidur nyenyak adalah sebuah kemewahan yang jarang ia dapatkan setiap malamnya. Dan banyak lagi kesusahan yang ia tanggung dengan sepenuh ridha selama lebih sembilan bulan untuk kemudian ia mempertaruhkan hidupnya ketika melahirkan buah hatinya ke dunia yang fana ini, untuk ia peluk dan sayangi sepanjang hidupnya. Aku membayangkan seperti itulah kiranya sewaktu ibuku mengandung aku dulu.Ya Allah, curahkanlah sebesa-besar rahmat-Mu untuknya. Karena bagaimanapun aku takkan mampu untuk berterima kasih kepadanya
sumber : wikipedia.http://www.sasak.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar