waktu adalah pedang
Waktu Yang Telah Berlalu Tak Mungkin Kembali Lagi Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. Oleh karena itu, hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. Maka ingatlah suatu pepatah yang sangat menarik yaitu ‘waktu adalah laksana pedang’. Anda tentu pernah mendengar istilah "time is money" atau waktu adalah uang. Istilah ini sangat popular khususnya di dunia barat yang pada umumnya sangat mengagungkan keberhasilan professional dan kekayaan materi duniawi. Namun bagi para ahli kebijaksanaan hidup, mereka mengibaratkan waktu adalah pedang. Waktu ibarat pedang yang akan siap menebas siapa saja yang tidak dapat memanfaatkannya dalam kebaikan dan kemuliaan.
Apapun itu istilahnya, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Waktu ini memiliki keunikan selalu bergerak maju dan tidak pernah mundur sedetikpun. Waktu juga tidak bisa diulang dan akan selalu meninggalkan setiap orang yang melalaikannya. Waktu bisa membawa seseorang pada kesuksesan, namun juga dapat menjerumuskan pada kegagalan.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan naseha-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al 'Asr:1-3)
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang waktu :
Waktu tak dapat diperlambat, dipersingkat, dipercepat bahkan dihentikan. Waktu hanya kekuasaan Allah yang dapat merubahnya. Ia akan senantiasa berjalan tak ada yang dapat menghentikannya.
Waktu bukan sebuah fungsi asimtot yang bergerak dari keadaan takhingga menuju tak hingga. Tapi waktu memiliki awal dan akhir. Setiap orang akan memiliki akhir waktu yang berbeda, bergantung dari jatah yang diberikan oleh Allah SWT. Yang saya maksud disini adalah waktu keberadaan manusia di dunia, mohon dibedakan dengan waktu nanti di akhirat. ^^.
Waktu yang telah berlalu tak akan pernah kembali. Sampai payah pun anda mencoba, waktu yang telah dilewati tak akan pernah kembali. Percayalah, bahwa detik ini tak kan pernah terualngi. Karena detik selanjutnya akan memiliki jam yang berbeda, hari berbeda, bulan yang berbeda bahkan tahun yang berbeda. Setiap detiknya waktu adalah unik, tak ada yang sama. Saya pernah mendengar perumpaan waktu yang dianalogikan sebagai fungsi spiral. Spiral tampak bergerak berputar seolah-olah kembali ke posisi semula padahal kenyataanya ia terus bergerak menjauh.
Sikap seorang Muslim terhadap waktu dapat diibaratkan dengan sikap seorang ksatria terhadap pedang andalannya. Semakin sering berlatih dan bertempur, maka ia akan semakin berpengalaman dan semakin berkualitas permainannya, akhirnya semakin sulit dikalahkan. Namun demikian menjadi ksatria andalan tidak menjadikannya terlena, lengah, sombong, dan mengurangi latihan. Justru sebaliknya, ia makin meningkatkan kewaspadaan dan tekun berlatih di waktu senggang agar selalu tangguh.Ia tidak segan-segan mengevaluasi dirinya agar kualitas permainannya terus teruji. Seorang ksatria yang berilmu padi justru mempergunakan kepiawaiannya sesuai dengan porsi yang dibutuhkan, mengikuti aturan yang digariskan-Nya untuk membela Diennullah. Itu semua ia lakukan karena sangat paham bahwa kepandaiannya akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Yang Maha Kuasa di akhirat kelak.
Sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan Mu'adz bin Jabal, "Tidak akan tergelincir (binasa) kedua kaki seorang hamba di hari kiamat, hingga ditanyakan kepadanya 4 perkara, usianya untuk apa ia habiskan, masa mudanya bagaimana ia pergunakan, hartanya dari mana ia dapatkan dan pada siapa ia keluarkan, ilmunya dan apa-apa yang ia perbuat dengannya." (HR. Bazzar dan Thabrani).
Demikianlah, seorang muslim harus menyatukan sang waktu ke dalam jiwanya yang beriman sebagaimana pedang Khalid bin Walid yang berpadu dengan kemahirannya. Bukankah motto hidup seorang muslim seharusnya adalah "Hayatuna kulluha 'ibadah." (Hidup seluruhnya untuk ibadah).
sumber : http://www.oaseqalbu.net/http://saefulakhyar.wordpress.com
Waktu Yang Telah Berlalu Tak Mungkin Kembali Lagi Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. Oleh karena itu, hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. Maka ingatlah suatu pepatah yang sangat menarik yaitu ‘waktu adalah laksana pedang’. Anda tentu pernah mendengar istilah "time is money" atau waktu adalah uang. Istilah ini sangat popular khususnya di dunia barat yang pada umumnya sangat mengagungkan keberhasilan professional dan kekayaan materi duniawi. Namun bagi para ahli kebijaksanaan hidup, mereka mengibaratkan waktu adalah pedang. Waktu ibarat pedang yang akan siap menebas siapa saja yang tidak dapat memanfaatkannya dalam kebaikan dan kemuliaan.
Apapun itu istilahnya, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Waktu ini memiliki keunikan selalu bergerak maju dan tidak pernah mundur sedetikpun. Waktu juga tidak bisa diulang dan akan selalu meninggalkan setiap orang yang melalaikannya. Waktu bisa membawa seseorang pada kesuksesan, namun juga dapat menjerumuskan pada kegagalan.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan naseha-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al 'Asr:1-3)
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang waktu :
Waktu tak dapat diperlambat, dipersingkat, dipercepat bahkan dihentikan. Waktu hanya kekuasaan Allah yang dapat merubahnya. Ia akan senantiasa berjalan tak ada yang dapat menghentikannya.
Waktu bukan sebuah fungsi asimtot yang bergerak dari keadaan takhingga menuju tak hingga. Tapi waktu memiliki awal dan akhir. Setiap orang akan memiliki akhir waktu yang berbeda, bergantung dari jatah yang diberikan oleh Allah SWT. Yang saya maksud disini adalah waktu keberadaan manusia di dunia, mohon dibedakan dengan waktu nanti di akhirat. ^^.
Waktu yang telah berlalu tak akan pernah kembali. Sampai payah pun anda mencoba, waktu yang telah dilewati tak akan pernah kembali. Percayalah, bahwa detik ini tak kan pernah terualngi. Karena detik selanjutnya akan memiliki jam yang berbeda, hari berbeda, bulan yang berbeda bahkan tahun yang berbeda. Setiap detiknya waktu adalah unik, tak ada yang sama. Saya pernah mendengar perumpaan waktu yang dianalogikan sebagai fungsi spiral. Spiral tampak bergerak berputar seolah-olah kembali ke posisi semula padahal kenyataanya ia terus bergerak menjauh.
Sikap seorang Muslim terhadap waktu dapat diibaratkan dengan sikap seorang ksatria terhadap pedang andalannya. Semakin sering berlatih dan bertempur, maka ia akan semakin berpengalaman dan semakin berkualitas permainannya, akhirnya semakin sulit dikalahkan. Namun demikian menjadi ksatria andalan tidak menjadikannya terlena, lengah, sombong, dan mengurangi latihan. Justru sebaliknya, ia makin meningkatkan kewaspadaan dan tekun berlatih di waktu senggang agar selalu tangguh.Ia tidak segan-segan mengevaluasi dirinya agar kualitas permainannya terus teruji. Seorang ksatria yang berilmu padi justru mempergunakan kepiawaiannya sesuai dengan porsi yang dibutuhkan, mengikuti aturan yang digariskan-Nya untuk membela Diennullah. Itu semua ia lakukan karena sangat paham bahwa kepandaiannya akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Yang Maha Kuasa di akhirat kelak.
Sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan Mu'adz bin Jabal, "Tidak akan tergelincir (binasa) kedua kaki seorang hamba di hari kiamat, hingga ditanyakan kepadanya 4 perkara, usianya untuk apa ia habiskan, masa mudanya bagaimana ia pergunakan, hartanya dari mana ia dapatkan dan pada siapa ia keluarkan, ilmunya dan apa-apa yang ia perbuat dengannya." (HR. Bazzar dan Thabrani).
Demikianlah, seorang muslim harus menyatukan sang waktu ke dalam jiwanya yang beriman sebagaimana pedang Khalid bin Walid yang berpadu dengan kemahirannya. Bukankah motto hidup seorang muslim seharusnya adalah "Hayatuna kulluha 'ibadah." (Hidup seluruhnya untuk ibadah).
sumber : http://www.oaseqalbu.net/http://saefulakhyar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar