menjadi anak tungal
Menjadi anak tunggal itu sejatinya membuat anak tunggal harus sangat berhati-hati dalam bersikap, mengambil tindakan yang secara psikologis kadang menandakan ketidaktahuannya dalam mengambil keputusan dan sangat peragu karena tidak ada rekan yang bisa di ajak bertukar pikiran tetapi tetap harus tetap berada di dalam garis karena setiap gerak-geraknya justru sangat mudah di pantau dan diawasi. Setitik noda tercoreh sedikit akan melebar dan terlihat sekali, sehingga kelemahan-kelemahan yang dimiliki anak tunggal akan sangat terpantau oleh orangtua.
Kalau aku pribadi sebagai anak tunggal merasakan kedua orangtuaku mendidik dengan baik.
Aku merasa menjadi anak tunggal yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan dan menjalankan tugas, karena mau tidak mau dalam melakukan atau memperjuangkan sesuatu harus berjuang seorang diri dan percaya diri atas segala tindak tanduk yang aku lakukan. Karena hanya aku seorang diri yang akan bertanggung jawab atas segala jejak langkahku, dan aku hanya mengandalkan diriku sendiri.Tetapi kedua orangtuaku tetap memberi perhatian yang cukup besar dengan cara mereka yaitu membiarkan semua keputusan di tanganku dan mempercayai 100 persen, dan aku akan menjaga itu. Tetapi setelah dewasa aku menyadari aku adalah orang yang sangat peragu dan terlalu berhati-hati dalam membuat keputusan, sehingga aku sering sulit dan lambat dalam mengambil menggambil keputusan. Tetapi disisi lain aku merasa memiliki kemampuannya yang yang lebih di banding teman-temanku yang memiliki kakak adik, aku terbiasa melakukan apapun sendiri tanpa harus bergantung kepada siapapun itulah yang aku sebut dengan MANDIRI, percaya diri, menjaga perilaku, dan mengontrol diri secara ketat yang selalu menjaga penampilan kapan dan di mana pun
sumber : http://fiksi.kompasian
Menjadi anak tunggal itu sejatinya membuat anak tunggal harus sangat berhati-hati dalam bersikap, mengambil tindakan yang secara psikologis kadang menandakan ketidaktahuannya dalam mengambil keputusan dan sangat peragu karena tidak ada rekan yang bisa di ajak bertukar pikiran tetapi tetap harus tetap berada di dalam garis karena setiap gerak-geraknya justru sangat mudah di pantau dan diawasi. Setitik noda tercoreh sedikit akan melebar dan terlihat sekali, sehingga kelemahan-kelemahan yang dimiliki anak tunggal akan sangat terpantau oleh orangtua.
Kalau aku pribadi sebagai anak tunggal merasakan kedua orangtuaku mendidik dengan baik.
Aku merasa menjadi anak tunggal yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan dan menjalankan tugas, karena mau tidak mau dalam melakukan atau memperjuangkan sesuatu harus berjuang seorang diri dan percaya diri atas segala tindak tanduk yang aku lakukan. Karena hanya aku seorang diri yang akan bertanggung jawab atas segala jejak langkahku, dan aku hanya mengandalkan diriku sendiri.Tetapi kedua orangtuaku tetap memberi perhatian yang cukup besar dengan cara mereka yaitu membiarkan semua keputusan di tanganku dan mempercayai 100 persen, dan aku akan menjaga itu. Tetapi setelah dewasa aku menyadari aku adalah orang yang sangat peragu dan terlalu berhati-hati dalam membuat keputusan, sehingga aku sering sulit dan lambat dalam mengambil menggambil keputusan. Tetapi disisi lain aku merasa memiliki kemampuannya yang yang lebih di banding teman-temanku yang memiliki kakak adik, aku terbiasa melakukan apapun sendiri tanpa harus bergantung kepada siapapun itulah yang aku sebut dengan MANDIRI, percaya diri, menjaga perilaku, dan mengontrol diri secara ketat yang selalu menjaga penampilan kapan dan di mana pun
sumber : http://fiksi.kompasian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar